Abstraksi
Pada bulan November 2020 Kota
Singaraja tercatat mengalami inflasi setinggi 0,37 persen dengan Indeks Harga
Konsumen (tahun dasar 2018=100) sebesar 105,07. Tingkat inflasi tahun kalender
November 2020 tercatat setinggi 1,39 persen. Sementara itu, tingkat inflasi
tahun ke tahun (November 2020 terhadap November 2019 atau YoY) tercatat
setinggi 1,50 persen.
Lima kelompok pengeluaran
tercatat mengalami inflasi (m to m) yaitu kelompok I (makanan, minuman, dan
tembakau) setinggi 1,60 persen; kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa
keuangan) setinggi 0,39 persen; kelompok II (pakaian dan alas kaki) setinggi
0,19 persen; kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) setinggi 0,05
persen; dan kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya) setinggi 0,04 persen.
Sementara itu, tiga kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi yaitu,
kelompok IV (perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga)
sedalam -2,77 persen; kelompok VI (transportasi) sedalam -0,15 persen; dan
kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) sedalam
-0,01 persen. Tiga kelompok pengeluaran lainnya tercatat tidak mengalami
perubahan indeks atau stagnan yaitu, kelompok V (kesehatan), kelompok IX
(pendidikan) dan kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/ restoran).
Komoditas yang tercatat
memberikan sumbangan inflasi pada bulan November 2020 antara lain cabai rawit,
daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, minyak goreng, kangkung, dan kol
putih/kubis.
Dari 90 kota IHK, tercatat 83
kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat
di Tual setinggi 1,15 persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Bima
setinggi 0,01 persen. Sementara itu, Deflasi terdalam tercatat di Kendari
sedalam -0,22 persen sedangkan deflasi terdangkal tercatat di dua kota yaitu
Meulaboh dan Palopo dengan nilai masing-masing kota sedalam -0,01 persen. Jika
diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Singaraja menempati urutan ke-36 dari 90
kota yang mengalami inflasi.