Abstraksi
Pada bulan Februari 2019 Kota Singaraja tercatat mengalami
deflasi sebesar -0,34 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK 2012=100)
sebesar 142,62. Tingkat inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,24 persen dan
tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2019 terhadap Februari 2018 atau YoY)
sebesar 1,00 persen.
Deflasi (m to m) ditunjukkan oleh menurunnya indeks pada tiga
kelompok pengeluaran yaitu kelompok I (bahan makanan) sebesar -1,59 persen;
kelompok VII (transpor, komunikasi, dan jasa keuangan) sebesar -0,35 persen
serta kelompok VI (pendidikan, rekreasi, dan olahraga) sebesar -0,19 persen.
Sedangkan kelompok yang tercatat mengalami peningkatan indeks atau inflasi
adalah kelompok II (makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau) sebesar 0,57
persen; kelompok V (kesehatan) sebesar 0,42 persen; kelompok IV (sandang)
sebesar 0,39 persen serta kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan
bakar) sebesar 0,04 persen.
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan deflasi
pada bulan Februari 2019 antara lain: daging ayam ras, cabai rawit, bawang
merah, bensin non subsidi, telur ayam ras, pisang, ketimun,minyak goreng,
minuman ringan, televisi berwarna dan apel.
Dari 82 kota IHK, tercatat 69 kota mengalami deflasi dan 13 kota
mengalami inflasi. Deflasi terdalam tercatat di Merauke (Papua) sebesar -2,11
persen dan terdangkal di Serang (Banten) sebesar -0,02 persen. Inflasi
tertinggi tercatat di Tual (Maluku) sebesar 2,98 persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Kendari (Sulawesi
Tenggara) sebesar 0,03 persen. Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka
Singaraja menempati urutan ke-30 dari 69 kota yang mengalami deflasi.