Pada bulan Februari 2022 Kota Singaraja tercatat mengalami deflasi sedalam 0,84 persen dengan Indeks Harga Konsumen (tahun dasar 2018=100) sebesar 108,51. Tingkat deflasi tahun kalender Februari 2022 sedalam 0,21 persen. Sementara itu, tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021 atau YoY) tercatat setinggi 1,00 persen
Dua kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi (m to m) yaitu kelompok I (makanan, minuman, dan tembakau) sedalam 2,18 persen dan kelompok IV (perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga) sedalam 1,98 persen. Sementara itu, tujuh kelompok pengeluaran lainnya tercatat mengalami inflasi yaitu kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya) setinggi 0,60 persen; kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) setinggi 0,25 persen; kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) sedalam 0,22 persen; kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) setinggi 0,06 persen; kelompok VI (transportasi) setinggi 0,06 persen; kelompok II (pakaian dan alas kaki) setinggi 0,04 persen; dan kelompok V (kesehatan) setinggi 0,01 persen. Dua kelompok pengeluaran lainnya tercatat tidak mengalami perubahan indeks atau stagnan yaitu; kelompok IX (pendidikan); dan kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/ restoran).
Komoditas yang tercatat memberikan sumbangan deflasi pada bulan Februari 2022 antara lain, telur ayam ras, canang sari, cabai rawit, minyak goreng, daging ayam ras, daging babi, buncis, kangkung, terong, dan rampela hati ayam.
Dari 90 kota IHK, tercatat 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi. Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka Singaraja menempati urutan ke-9 dari 53 kota yang mengalami deflasi.