Pada bulan Februari 2023, IHK Gabungan Kota Denpasar dan Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi setinggi 0,07 persen yang ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen (tahun dasar 2018=100) dari 114,00 pada Januari 2023 menjadi 114,08 pada Februari 2023. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) Februari 2023 sebesar 0,73 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2023 terhadap Februari 2022 atau YoY) tercatat setinggi 6,35 persen.
Inflasi terjadi karena kenaikan harga barang/jasa konsumsi masyarakat yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada lima kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) setinggi 0,85 persen; kelompok I (makanan, minuman dan tembakau) setinggi 0,54 persen; kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya) setinggi 0,30 persen; kelompok II (pakaian dan alas kaki) setinggi 0,17 persen; dan kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/restoran ) setinggi 0,05 persen. Sebaliknya, empat kelompok tercatat deflasi, yaitu kelompok IV (perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga) sedalam 2,21 persen; kelompok VI (transportasi) sedalam 0,38 persen; kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) sedalam 0,09 persen; dan kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) sedalam 0,05 persen.
Dari 90 kota IHK, 63 kota tercatat mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Ternate (Maluku Utara) setinggi 1,85 persen. Sementara itu, inflasi terendah tercatat sebesar 0,04 persen yang terjadi di empat kota, yaitu Kota Denpasar (Bali), Kota Bengkulu (Bengkulu), Kota Madiun (Jawa Timur) dan Kota Lubuklinggau (Sumatera Selatan). Deflasi terdalam tercatat di Kota Gunungsitoli (Sumatera Utara) 0,98 persen, sementara deflasi terdangkal tercatat di Kota Sumenep (Jawa Timur) 0,02 persen. Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-60 dan Kota Singaraja menempati urutan ke-25 dari 63 kota yang mengalami inflasi.