Pada bulan Februari 2022 Kota Denpasar tercatat mengalami deflasi sedalam 0,36 persen yang ditunjukkan dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (tahun dasar 2018=100) dari 107,48 pada Januari 2022 menjadi 107,09 pada Februari 2022. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021 atau year on year/ YoY) tercatat masing-masing setinggi 0,72 dan 2,18 persen.
Dari sebelas kelompok pengeluaran, empat kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi yaitu: kelompok IV (perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga) sedalam 2,48 persen; kelompok I (makanan, minuman, dan tembakau) sedalam 1,26 persen; kelompok VI (transportasi) sedalam 0,32 persen; dan kelompok II (pakaian dan alas kaki) sedalam 0,15 persen. Lima kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi yaitu: XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) setinggi 2,02 persen; kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya) setinggi 1,50 persen; kelompok V (kesehatan) setinggi 0,03 persen; kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) setinggi 0,03 persen; dan kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) setinggi 0,02 persen. Sementara itu dua kelompok pengeluaran lainnya tercatat tidak mengalami perubahan indeks atau stagnan yaitu kelompok IX (pendidikan) dan kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/restoran).
Dari 90 kota amatan inflasi Nasional tercatat 37 kota mengalami inflasi dan 53 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Kupang (Nusa Tenggara Timur) setinggi 0,65 persen, sedangkan deflasi terdalam tercatat di Kota Tanjung Pandan (Kepulauan Bangka Belitung) sedalam 2,08 persen. Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka Kota Denpasar dengan deflasi 0,36 persen menempati urutan ke-24 dari 53 kota yang mengalami deflasi.